Langsung ke konten utama

Kilap Performa Lingard Di tengah Kelamnya Performa Manchester United Saat Ini


Bawa Manchester United Menang Susah Payah, Namun Lingard Lanjutkan Performa Mengkilapnya 
BOLAVIEZTA - Manchester United tetap melanjutkan tren meraih kemenangan, walaupun kemenangan itu harus dicapai dengan susah payah. Performa yang substandar seperti yang ditunjukkan United membuat sukacita kemenangan terasa hambar. Kemenangan tipis yang diraih atas West Bromwich Albion adlah kemenangan keenam dari tujuh pertandingan Premier League. Sebenarnya, rangkaian performa kemenangan tersebut dapat dikatakan sebagai performa tim calon juara pada musim-musim sebelumnya, walaupun United sebenarnya pun tidak bermain layaknya sebagai sebuah tim jawara.
Bahwa Manchester United dapat melesakkan empat gol dalam satu pertandingan sebanyak delapan laga, dengan menghasilkan total 32 gol dalam pertandingan-pertandingan tersebut, itu adalah fakta. Bahkan, tim ini juga sempat memainkan permainan yang mengesankan pada beberapa pertandingannya. Seperti ketika berlaga tandang di Emirates melawan Arsenal, melawan Newcastle di Old Trafford, laga tandang melawan Watford, dan juga laga melawan CSKA di Kota Moskow. Namun sebagian besar pertandingan lainnya adalah kemenangan yang diraih dengan permainan efisien dan pragmatis. Walaupun, harus diakui, kemenangan-kemenangan yang diraih tersebut juga jauh lebih baik dibandingkan hasil imbang yang banyak diraih pada musim 2016/17. Namun sayangnya, kemenangan tersebut nampak pucat bila dibandingkan dengan kemenangan fantastis lewat permainan ciamik yang ditampilkan tetangga seterunya, Manchester City. Untuk sementara ini, Tim Setan Merah tampak nyaman duduk di posisi kedua, dibanding dengan posisi enam yang mereka duduki setahun sebelumnya. dan bila membandingkannya, jelas merupakan peningkatan yang signifikan.
Jose Mourinho akan melanjutkan upayanya membawa perbaikan bagi Man United, dengan membawa masuk pemain baru dan meminta lebih lagi dari para pemain yang sudah ada. Yang harus dicermati, pada pertandingan melawan WBA itu, tujuh pemain inti adalah pemain sejak lama, dan sudah ada ketika Sir Alex Ferguson pensiun empat setengah tahun lalu. Hal ini menunjukkan sebuah kebuntuan kebijakan transfer pemain. Pemain lainnya yang membela West Brom, adalah sang kapten Johnny Evans. Pemain stok lama dari United, penggemar Setan Merah yang berasal dari akademi pemain muda. Pemain ini dijual tahun 2015 pada masa Louis Van Gaal, sebuah kesalahan sangat fatal dengan menjualnya ketika tim ini kekurangan pemain belakang berkualitas, dan juga dengan harga murah.
Dengan torehan kemasukan sebanyak 12 gol, Man United saat ini memiliki pertahanan terbaik bersama Manchester City. Namun, lini pertahanan tersebut terlihat gugup menjelang akhir pertandingan. Ketika itu skor 1-2 untuk keunggulan Man United, namun The Baggies berupaya keras mencari gol untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di hadapan suporter tandang Manchester United. Gerombolan suporter yang sangat bersemangat dan telah jauh-jauh datang dari Manchester untuk mendukung Setan Merah.
Akhir pertandingan tersebut, Man United memang memenangkan pertandingan dengan skor 1-2. Menimbang kondisi pertandingan yang sangat menegangkan, berlangsung di Bulan Desember yang sangat padat (dalam bulan ini Man United harus memainkan sembilan laga), kemenangan adlah hal yang sangat melegakan tim. Apalagi bila mengingat tim ini bermain tanpa andalannya, Paul Pogba. Saat ini tidak ada yang mengharapkan United untuk menjuarai Premier League pada musim ini. Dan juga tidak ada yang terkejut ketika Mou mengatakan bahwa timnya belum menyerah untuk mengejar ketertinggalan 11 poin dari Manchester City yang kini bertengger di posisi puncak.  Ya iyalah, masa mau bilang timnya sudah menyerah kalah. Helllowww, yang bener aja brow!
Yang menjadi hiburan bagi Man United saat ini adalah faktor sejarah. Pada awal tahun 1996, tim Newcastle United yang kala itu dibesut oleh Kevin Keegan unggul sebanyak 12 poin, dan juga tetap dapat disalip oleh Tim Manchester United besutan SAF yang akhirnya menjadi juara musim 1995/96. Tentu saja seluruh punggawa dan suporter Tim Setan Merah mengharapkan hal yang sama juga menimpa si tetangga ribut, Manchester City. Nah, sayangnya, hal itu kecil kemungkinannya untuk terjadi. Tapi ya sudahlah, namanya bola itu bundar, segala kemungkinan bisa saja terjadi. Tidak obyektif bila pasukan Pep guardiola ini ditasbihkan sebagai salah satu klub terkuat yang pernah ada sebelum klub besutannya memenangkan sebuah trofi, sebelum menghadapi jadwal super padat di penghujung musim, termasuk jadwal-jadwal penting di Premier League, pertandingan krusial di champions League, ataupun pertandingan di piala FA. Masih terlalu prematur. Untuk diingat, pada musim 2016/17, Real Madrid memenangkan 5 piala, sementara Manchester United memenangkan 2. Manchester City? Tidak ada yang mereka menangkan.  
Mourinho juga diberikan apresiasi, karena memeberikan kesempatan bagi para pemain muda dari akademi. Padahal, ketika dirinya mengambil alih nahkoda tim, ada kecemasan bila Mou akan menutup pintu bagi pemain akademi. Nah, ternyata tidak! Walaupun memang pemain-pemain tersebut belum dapat tampil impresif. Jesse Lingard adalah salah satu pemain yang mendapatkan kesempatan tersebut.

Lingard dibesarkan di daerah Warrington, 10 mil perjalanan melalui Cheshire Plain menuju Carrington, tempat latihan tim utama United. Lingard tidak menjadi pemain inti dalam lima pertandingan pertama, yang membuatnya khawatir akan masa depannya di klub ini. Ketika Lingard memperoleh kesempatan untuk bermain kala melawan Huddersfield, mengalami kekalahan dan Lingard pun mendapatkan kritik pedas.

Tapi memang keberuntungan dapat berbalik dengan cepat dalam dunia sepakbola. Lingard, yang baru saja berulangtahun ke-25, mendapatkan perayaan cukup meriah di media sosial. Lingard memainkan peran di tim inti selama lima pertandingan terakhir dan telah mencetak gol dalam tiga pertandingan tandang dari Old Trafford.
Morinho jelas berperan mengembangkan permainan Lingard, dan saat ini United menjadi tim lebih baik dengan Lingard bermain didalamnya. Rekan satu tim juga menyukai Lingard dan melihatnya sebagai pemain yang mampu bermain dalam tim, selalu berlari mengejar bola, dan tidak pernah menyerah. Bentuk badannya ramping namun, selalu berani merebut bola.

Lingard juga merupakan pemain yang memiliki sentuhan finishing cukup baik. Musim ini Lingard sudah menorehkan tujuh gol di semua kompetisi. Di Premier League, koleksi empat gol dan tiga assist menempatkannya sejajar dengan Alexis Sanchez, Eden Hazard, dan Sadio Mane. Dengan catatan, Lingard bermain dengan menit yang lebih sedikit dibanding ketiganya.

Jesse Lingard mampu bermain cukup apik memerankan tugas sebagai pemain tengah menyerang di belakang striker Romelu Lukaku. Posisi yang tidak asing dimainkannya sejak masa pendidikannya di akademi United. sayangnya, dengan segala talenta dan hal yang sudah dicapainya bersama Man United,  Lingard masih sering dijadikan kambing hitan ketika performa tim memburuk.

Sebagai pemain yang tumbuh dari kelas pekerja di Manchester, sebuah lingkungan yang keras, dan juga mampu memutarbalikan segala keraguan bahwa dirinya tidak pantas untuk tampil sebagai punggawa Old Trafford. Salahsatu pencapaiannya yang cukup dikenang suporter adalah ketika mencetak gol kemenangan pada final FA Cup tahun 2016, Community Shield tahun 2016, dan Mencetak gol pada final piala liga tahun 2017.

Menurut Gary Neville, pada awalnya Lingard memang tidak menampakkan skill yang istimewa. Namun, pemahamannya dalam membaca situasi permainan, kemana harus berlari, kemana harus membawa bola, serta ditambah dengan hasratnya di lapangan serta mengikuti apa yang telah dilatih selama latihan sangat baik. Dan, untuk hal-hal tersebut, menurut Gary Neville, Jesse Lingard adalah tipe pemain Manchester United.  
Sebagai catatan, Jesse Lingard dan Paul Pogba adalah dua pemain tersisa dari tim Setan Merah Muda yang berhasil memenangkan FA Youth Cup tahun 2011. Perbedaan antara keduanya adalah, Paul Pogba selalu dianggap pemain yang memiliki masa depan sebagai pemain besar. Sementara Jesse Lingard harus menempuh jalur yang cukup panjang untuk mengembangkan dirinya mulai dari tim muda, dilanjutkan dengan menjadi pemain berstatus pinjaman di Leicester, Birmingham, Brighton, dan Derby County. Semua pengalaman tersebut telah menempa dirinya menjadi pemain yang layak berbaju Manchester United.

Menurut Mourinho, posisi terbaik Jesse Lingard adalah sebagai pemain yang bermain di belakang striker, ataupun sebagai pemain sayap yang memotong dari sayap kiri dengan menggunakan kaki kanannya. Yang menjadi pertanyaan, apakah Lingard akan tetap bermain di posisi tersebut bila Setan Merah membeli Antoine Griezmann? Mungkin saja tidak, tapi Lingard telah terbukti memiliki hati dan kemauan yang keras untuk membuktikan segala penilaian miring dan kritik terhadapnya adalah salah.  [ D###IN ]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Laga Manchester Derby Kali Ini, Perebutan Jalan Menuju Tahta Juara

Ujung penantian itu pun akhirnya tiba. Setiap musim, saat-saat pertandingan Manchester Derby selalu menjadi pusat perhatian, entah itu di Old Trafford, ataupun di Etihad. Nah, pada kesempatan kali ini, pertandingan akan berlangsung di Old Trafford pada (10/12/2017). Dalam beberapa tahun terakhir, level signifikansi pada Manchester Derby dirasakan mengalami sedikit penurunan. Hal ini murni disebabkan karena ketidakmampuan kedua tim untuk menjadi penantang serius untuk merebut tahta juara Premier League. Dengan demikian, hasil dari pertandingan tersebut juga tidak memberikan pengaruh serius dalam perebutan gelar juara. Pertarungan sengit duo Manchester dalam perebutan posisi puncak sangat kentara pada periode akhir dekade pertama 2000, dan memuncak pada awal-awal dekade kedua tahun 2000. Sir Alex Ferguson pada masa itu berhasil mengembalikan dominasi Setan Merah dari tangan Chelsea yang kala itu dibesut Jose Mourinho, lalu kekuatan kapitalisme bergabung ke sisi Manchester biru,

Kartu Merah Pogba Ubah Dinamika Manchester Derby

Laga Arsenal menjamu Manchester United pada (2/12/2017) di Emirates menjadi jawaban kritikan terhadap Mourinho. Mourinho benar-benar tancap gas pada awal pertandingan. Tim besutannya berhasil unggul dengan torehan dua gol di sebelas menit pertama. Skor akhir kemenangan 1-3 bagi The Red Devils ternoda dengan kartu merah yang diterima Paul Pogba. Alhasil, pemain kunci ini akan absen pada Manchester Derby di Old Trafford pada Minggu (10/12/2017) nanti. Sebelum kartu merah, pertandingan The Gunners versus the Red Devils ini berlangsung sangat seru. Pertandingan ini dianggap sebagai tanda bahwa Jose Mourinho telah kembali menemukan mantra kesaktian manajerialnya yang telah hilang selama beberapa waktu. Namun  tanpa dinyana, kartu merah untuk Paul Pogba, maestro lapangan tengah mereka.  Kartu merah tersebut membuat laga Manche ster Derby,  walau ditambah bumbu rivalitas antara sang manajernya, menjadi sedikit kehilangan rasa dan dinamika. Tanpa Pogba, pasukan Mou belum dapat d

Kompak Akhiri Paceklik, Lukaku dan Rashford Bawa Setan Merah Juara Grup Champions League

BOLAVIEZTA - Dua pemain depan Setan Merah kompak mengakhiri masa paceklik. Romelu Lukaku dan Marcus Rashford masing-masing mencetak gol dan membawa Setan Merah menjuarai grup A UEFA Champions League. Pertandingan terakhir di grup A UEFA Champions League berakhir manis untuk Manchester United. Dalam pertandingan ini menang dengan skor2-1 melawan CSKA Moskow. Manchester United mengejar ketertinggalannya dan mengakhiri pertandingan sebagai pemenang dan juara grup. Hal ini memang sudah diprediksikan sebelumnya. Membutuhkan hasil yang luar biasa buruk untuk menendang keluar Setan Merah dari kompetisi ini. Walaupun CSKA mampu unggul terlebih dahulu, namun sepanjang pertandingan terlohat bahwa tim besutan Mourinho ini akan keluar sebagai pemenang. Dengan satu mata menatap tajam pada pertandingan Manchester Derby pada Minggu (10/12/2017) nanti, Jose Mourinho terlihat percaya diri. Hal ini terlihat dari line up yang diturunkan pada pertandingan ini. Mou melakukan 6 pergantian pemain diban