Langsung ke konten utama

Ibrahimovic itu Masa Lalu, Manchester United Harus Percaya Rashford dan Martial Sebagai Striker Masa Depan



Pada pertandingan melawan Bristol City, Zlatan Ibrahimovic mendapatkan kesempatan sebagai starter setelah absen selama delapan bulan akibat cedera. Pada pertandingan di laga EFL Cup ini, Setan Merah yang merupakan juara bertahan di ajang tersebut mengalami kekalahan. Ibrahimovic, selama pertandingan terlihat bermain sangat buruk, terutama pada satu jam pertama permainan.


Kemampuan Ibra untuk kembali bermain setelah mengalami cedera ligamen crutiatum parah patut diapresiasi. Pemain ini melakukan pemulihan yang luar biasa dari cedera tersebut. Namun, untuk kembali bermain setelah cedera parah tersebut di usia 36 tahun merupakan hal yang sangat berat. Terlihat pada pertandingan, Ibra bermain sangat lambat dan tidak mampu mengikuti ritme permainan.

Sepanjang permainan, Ibrahimovic banyak melakukan kesalahan passing, tendangan salah arah, serta tidak mampu mengimbangi permainan timnya. Ibra sesumbar menyebut dirinya Singa untuk memperlihatkan kemampuan pulih dari cedera dengan cara yang luar biasa. Namun, dalam pertandingan ini, ia tidak mampu berkompetisi dengan tim selevel Championship Division, kasta sepakbola di bawah Premier League.

Dan memang, permainan buruk Ibra sangat menyakiti siapapun penggemar Manchester United. Tidak heran, selama pertandingan tersebut banyak sekali cibiran di media sosial dari suporter terhadap pemain ini. Kebanyakan mereka mempertanyakan apakah kemampuan bermain Ibra sudah habis, dan apakah memberinya kesempatan bermain hanya menunjukkan sejauh mana dirinya sudah tertinggal di belakang.

Namun, Ibra dapat mencetak gol. Dalam posisi tertinggal satu gol, Ibrahimovic mengambil tendangan bebas dari pinggir kotak pinalti, sebelah kanan pertahanan Bristol City. Memakai ban kapten pada lengannya, Ibra melakukan sepakan kuat rendah namun tidak menyentuh tanah, melewati pagar betis pertahanan lawan dan mampu menaklukkan Luke Steele untuk menyamakan skor menjadi 1-1.

Pemain Swedia ini tidak bertahan lama setelah mencetak gol, namun mampu menjawabnya dengan gol meyakinkan dari set piece tersebut. Walaupun secara keseluruhan kontribusinya selama permainan sangat buruk, namun masih mampu memberikan gol kepada timnya sebelum kembali kebobolan di menit akhir dan keluar dari kompetisi yang dimenangkan oleh United pada musim sebelumnya. Hal ini masih menyisakan pertanyaan, apakah Ibra masih mampu untuk kembali ke permainan terbaiknya sebelum cedera? Namun demikian, dengan golnya, masih ada dukungan setelah dirinya mampu mencetak gol untuk membuktikan dirinya belum habis. 
Saat ini, Ibrahimovic tidak dalam kondisi fit untuk memainkan pertandingan dengan baik. Disamping itu, Ibra juga abse pada hampir separuh musim 2017/18 serta penghujung musim 2016/17 lalu. Memang, bila Ibra sudah mampu menaikkan kondisi fitness-nya, bukan tidak mungkin ia akan kembali ke level permainan sebelum cera. Namun, hal itu butuh waktu yang tidak sebentar, dan juga membutuhkan waktu bermain di tim. Jose tentu harus berpikir keras apakah dirimnya mau memberikan waktu kepada seorang pemain berumur 36 tahun yang habis cedera parah dengan mengorbankan seorang pemain fit, dan juga kemungkinan mengorbankan hasil permainan yang diinginkannya?

Manchester United Tidak Dapat Menunggu Zlatan Ibrahimovic Kembali Pulih, Masa Depan Ada di Pundak Marcus Rashford dan Antony Martial


Dan lagi, meskipun bila Ibrhimovic dapat meningkatkan fitness levelnya dan memberikan gol, berapa banyak waktu yang dibutuhkan oleh United untuk mencapai hal tersebut? Mungkin, jika Ibra masih berada dalam kondisi puncak, klub tidak perlu lagi mempertanyakannya. sudah barang tentu akan berbuat apapun untuk membantu pemain kembali ke level yang terbaik. Namun, dengan kondisi Ibra yang sudah berumur, dan juga kontrak satu tahun yang sudah hampir habis, ditambah kemungkinan musim depan dirinya juga sudah tidak ada di klub ini, Mou harus berpikir strategis.
Romelu Lukaku sudah barang tentu tidak dapat bermain di posisi nomor 9, posisi striker sepanjang musim. sebagai manusia, Lukaku tentu butuh istirahat untuk menjaga level performa terbaiknya. Ada dua pemain potensial, yaitu Marcus Rashford dan Anthony Martial yang membutuhkan kesempatan bermain di posisi tersebut.
Mourinho jelas tipe manajer yang setia kepada pemain, seperti yang ditunjukkannya kepada Ibrahimovic. Namun, prioritas utamanya haruslah mempersiapkan generasi mendatang untuk memperkuat sektor depan United, dibanding sebagai tempat rehabilitasi pemain yang karirnya sudah di ujung jalan.

Berdasarkan catatan, Rashford dan Martial memainkan peran yang cukup baik pada posisi sayap. Tercatat total 30 gol dan assist yang sudah dihasilkan keduanya pada paruh musim ini. Namun keduanya melihat posisi terbaiknya sebagai striker utama di tengah, bukan di sayap. Untuk sementara ini, memang dapat dimengerti bila pemain seharga £75m yang dibeli pada musim panas ini, yaitu Romelu Lukaku mendapatkan tempat utama di tengah. Namun, menjadi tidak adil bila Ibrahimovic pun mendapatkan peluang yang sama.
Memang masih terlalu dini untuk menilai performa Ibra setelah sembuh dari cedera. Namun, harus diakui, penampilannya dibawah ekspektasi suporter, terutama setelah menyaksikan kemajuan yang diperlihatkan oleh Ibra selama masa pemulihannya dari cedera. Untuk kembali ke lapangan setelah delapan bulan cedera yang seharusnya mengakhiri karir seorang pemain profesional tentu sungguh luar biasa. bila ada pemain yang dapat melakukannya, sudah barang tentu pemain itu adalah Zlatan Ibrahimovic. Namun, untuk kembali lagi ke level performa terbaiknya? 
Ibrahimovic telah memberikan kontribusi besar bagi United pada musim lalu, jadi dirinya patut diberikan kesempatan. Namun, untuk menyelamatkan masa depan Mourinho di Manchester United, tentu saja Mou tidak boleh berharap dan menunggu untuk sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi. [ D###IN]




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Laga Manchester Derby Kali Ini, Perebutan Jalan Menuju Tahta Juara

Ujung penantian itu pun akhirnya tiba. Setiap musim, saat-saat pertandingan Manchester Derby selalu menjadi pusat perhatian, entah itu di Old Trafford, ataupun di Etihad. Nah, pada kesempatan kali ini, pertandingan akan berlangsung di Old Trafford pada (10/12/2017). Dalam beberapa tahun terakhir, level signifikansi pada Manchester Derby dirasakan mengalami sedikit penurunan. Hal ini murni disebabkan karena ketidakmampuan kedua tim untuk menjadi penantang serius untuk merebut tahta juara Premier League. Dengan demikian, hasil dari pertandingan tersebut juga tidak memberikan pengaruh serius dalam perebutan gelar juara. Pertarungan sengit duo Manchester dalam perebutan posisi puncak sangat kentara pada periode akhir dekade pertama 2000, dan memuncak pada awal-awal dekade kedua tahun 2000. Sir Alex Ferguson pada masa itu berhasil mengembalikan dominasi Setan Merah dari tangan Chelsea yang kala itu dibesut Jose Mourinho, lalu kekuatan kapitalisme bergabung ke sisi Manchester biru,

Kartu Merah Pogba Ubah Dinamika Manchester Derby

Laga Arsenal menjamu Manchester United pada (2/12/2017) di Emirates menjadi jawaban kritikan terhadap Mourinho. Mourinho benar-benar tancap gas pada awal pertandingan. Tim besutannya berhasil unggul dengan torehan dua gol di sebelas menit pertama. Skor akhir kemenangan 1-3 bagi The Red Devils ternoda dengan kartu merah yang diterima Paul Pogba. Alhasil, pemain kunci ini akan absen pada Manchester Derby di Old Trafford pada Minggu (10/12/2017) nanti. Sebelum kartu merah, pertandingan The Gunners versus the Red Devils ini berlangsung sangat seru. Pertandingan ini dianggap sebagai tanda bahwa Jose Mourinho telah kembali menemukan mantra kesaktian manajerialnya yang telah hilang selama beberapa waktu. Namun  tanpa dinyana, kartu merah untuk Paul Pogba, maestro lapangan tengah mereka.  Kartu merah tersebut membuat laga Manche ster Derby,  walau ditambah bumbu rivalitas antara sang manajernya, menjadi sedikit kehilangan rasa dan dinamika. Tanpa Pogba, pasukan Mou belum dapat d

Kompak Akhiri Paceklik, Lukaku dan Rashford Bawa Setan Merah Juara Grup Champions League

BOLAVIEZTA - Dua pemain depan Setan Merah kompak mengakhiri masa paceklik. Romelu Lukaku dan Marcus Rashford masing-masing mencetak gol dan membawa Setan Merah menjuarai grup A UEFA Champions League. Pertandingan terakhir di grup A UEFA Champions League berakhir manis untuk Manchester United. Dalam pertandingan ini menang dengan skor2-1 melawan CSKA Moskow. Manchester United mengejar ketertinggalannya dan mengakhiri pertandingan sebagai pemenang dan juara grup. Hal ini memang sudah diprediksikan sebelumnya. Membutuhkan hasil yang luar biasa buruk untuk menendang keluar Setan Merah dari kompetisi ini. Walaupun CSKA mampu unggul terlebih dahulu, namun sepanjang pertandingan terlohat bahwa tim besutan Mourinho ini akan keluar sebagai pemenang. Dengan satu mata menatap tajam pada pertandingan Manchester Derby pada Minggu (10/12/2017) nanti, Jose Mourinho terlihat percaya diri. Hal ini terlihat dari line up yang diturunkan pada pertandingan ini. Mou melakukan 6 pergantian pemain diban