Langsung ke konten utama

Kartu Merah Pogba Ubah Dinamika Manchester Derby



Laga Arsenal menjamu Manchester United pada (2/12/2017) di Emirates menjadi jawaban kritikan terhadap Mourinho. Mourinho benar-benar tancap gas pada awal pertandingan. Tim besutannya berhasil unggul dengan torehan dua gol di sebelas menit pertama. Skor akhir kemenangan 1-3 bagi The Red Devils ternoda dengan kartu merah yang diterima Paul Pogba. Alhasil, pemain kunci ini akan absen pada Manchester Derby di Old Trafford pada Minggu (10/12/2017) nanti.

Sebelum kartu merah, pertandingan The Gunners versus the Red Devils ini berlangsung sangat seru. Pertandingan ini dianggap sebagai tanda bahwa Jose Mourinho telah kembali menemukan mantra kesaktian manajerialnya yang telah hilang selama beberapa waktu. Namun tanpa dinyana, kartu merah untuk Paul Pogba, maestro lapangan tengah mereka. 

Kartu merah tersebut membuat laga Manchester Derby, walau ditambah bumbu rivalitas antara sang manajernya, menjadi sedikit kehilangan rasa dan dinamika. Tanpa Pogba, pasukan Mou belum dapat dikatakan siap meladeni permainan besutan Pep Guardiola. Boleh dikatakan, Paul Pogba adalah kunci kreativitas tim setan merah saat ini.

Kartu merah pertama dalam karier Paul Pogba di Manchester United. Artinya, Pogba akan absen pada laga krusial menjamu Manchester City. Laga pivotal, karena dalam laga ini, Manchester United wajib mengalahkan The Citizens. Dengan demikian, dapat memotong jarak delapan poin. Walaupun dengan kemenangan laga Arsenal, jaraknya menjadi lima poin, tapi itupun karena City masih menyisakan satu pertandingan.

Hasil selain kemenangan atas City pada Manchester derby, hanya akan membuat City melenggang sendirian di puncak klasemen. Hal ini juga akan semakin menyulitkan The Red Devils yang menargetkan juara pada musin 2017/2018 ini.   

Laga melawan Arsenal terlihat bahwa Mou telah menginstruksikan pemainnya untuk langsung menyerang dan menyerang sejak menit pertama. Dengan Pogba, Mourinho lebih percaya diri untuk menyerang. Rasa percaya diri ini memang dimungkinkan. Keberadaan pemain tengah tim nasional Perancis di starter Man United sangat penting. Posisinya yang berada di depan benteng lini tengah, Nemanja Matic, membuat Pogba lebih leluasa untuk melaju ke depan membantu timnya menyerang dengan pasokan passing-passing penuh kreativitas. Disamping kreativitas, Pogba juga menampilkan energi dari awal hingga akhir permainan. Dan harus diakui, Pogba telah menjadi motor permainan menyerang tim Setan Merah.  

Sayangnya, kartu merah pada menit ke-74 mengirimkan Pogba keluar permainan, dan absen dari pertandingan Manchester Derby. Hal ini akan memaksa Mourinho untuk kembali menjadi pragmatis. Dari permainan menyerang yang ia tampilkan pada laga melawan Arsenal, Mou diprediksikan akan kembali ke textbook awalnya, yaitu menampilkan permainan bertahan. 

Memang tidak dapat disalahkan. Ketiadaan Paul Pogba tidak dapat ditutupi oleh pemain lainnya di tim ini. Tanpa Pogba, tidak ada pemain bertipe box-to-box, yang mampu memecah penyerangan tim lawan, sekaligus menjadi motor utama membawa timnya memulai penyerangan dengan kreativitas dan energinya, dari kotak penalti sendiri, menuju kotak penalti lawan. Ketiadaan ini, membuat rencana permainan menyerang telah tumpul sejak awal.

Pada musin 2017/2018 ini, Man United telah pernah kehilangan Pogba akibat cedera. Sebelumnya, Paul Pogba masuk ke ruang perawatan selama lima minggu, dan tidak dapat berlaga pada 12 pertandingan Manchester united. Cedera hamstring yang didapatnya pada laga di Champions League. Pada laga tersebut, Pogba bermain melawan FC Basel di Old Trafford dengan kemenangan 3-0 untuk tuan rumah.

Setelah cedera, Paul Pogba mulai kembali ke pusat pelatihan tim di Carrington pada awal November. Sebelum di Carrington, rehabilitasi cedera Pogba juga mendapatkan penanganan selama beberapa minggu di Miami. Setelah itu, secara perlahan-lahan Mou mulai memasukkan kembali Pogba ke dalam tim, sehingga ia kembali tampil pada puncak permainan ketika melawan Arsenal.

Memang, United memenangkan pertandingan pada masa cedera Pogba tersebut. Namun, harus diakui, tanpa Pogba, pertandingan-pertandingan tersebut kehilangan daya imajinasi dan dorongan energi. Ya, memang Pogba memberikan energi seperti pesawat tempur, lincah dan penuh vitalitas. Sedangkan, tanpanya, tim Setan Merah bermain ibarat truk diesel, lamban, walau sampai tujuan.

Boleh dikatakan, kartu merah Pogba ini menjadi problematika utama bagi Jose Mourinho. Menghadapi laga terbesarnya pada paruh pertama musim ini, Mou harus mampu mengisi lubang menganga yang ditinggalkan akibat absennya Pogba. Melihat lini tengahnya saat ini, boleh dibilang sebuah kemustahilan.

Bila melihat daftar pemain cadangan, dapat dikatakan tidak mungkin bagi Mourinho mencari pengganti Pogba. Mourinho saat ini belum memiliki jawaban, karena tidak ada pemain yang memiliki kualitas sepadan dengan Pogba. Ada harga ada rupa, dan demikian pula dengan Pogba. Inilah yang menjadi alasan mengapa Paul Pogba berharga sangat mahal, sekitar 89 juta poundsterling hanya untuk seorang pemain.

Absennya Paul Pogba menambah daftar absen di lini tengah Manchester United. Tim ini sudah tanpa kehadiran Marouane Fellaini dan Michael Carrick. Pilihan di lini tengah menjadi semakin terbatas. Henrikh Mkhitaryan dan Juan Mata dapat menjadi pilihan, bila mereka kembali menjadi starter tim. Walaupun mereka memiliki kreativitas di sepertiga akhir lapangan, namun keduanya tidak memilikii energi dan kualitas untuk menarik para pemain belakang lawan seperti Pogba. 

Pilihan lainnya, Jesse Lingard, memang cukup meyakinkan. Penampilannya dalam beberapa laga terakhir telah cukup menjawab kepercayaan Mourinho. Lingard memiliki kemampuan sebagai pemain box-to-box, tapi tidak memiliki visi permainan serta penampilan dan kekuatan fisik seperti Pogba.

Memang masih ada pemain muda seperti Scott McTominay dan Axel Tuanzebe. Kedua pemain muda di lini tengah ini memang menjanjikan. Namun, apakah Mourinho percaya untuk mempercayakan laga sepenting ini di pundak dua pemain muda tersebut?

Pusing di kepala Mourinho semakin bertambah dengan performa buruk striker utamanya, yaitu Romelo Lukaku. Penyerang asal Belgia kembali menunjukkan penampilan buruknya di the Emirates. Lukaku hanya mampu menyumbangkan satu gol dalam 12 laga terakhir. Andaikata Zlatan Ibrahimovic sudah cukup fit, mungkin saja Lukaku diturunkan ke bangku cadangan.

Apapun keputusan yang akan diambil Mourinho, jangan harap sebuah penampilan seperti melawan Arsenal di the Emirates. Kehilangan Pogba jelas mengurangi peluang tim Setan Merah melawan Manchester City yang sangat agresif dan sedang sering dinaungi dewi fortuna ini. Kenyataan ini akan membawa Mourinho menampilkan pertandingan dengan pendekatan safety-first. Bertahan agar tidak kebobolan akan menjadi gaya utama, sesembari mencari peluang untuk memukul balik dan mengalahkan lawan.
[#MUFC #GGMU]

====

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Laga Manchester Derby Kali Ini, Perebutan Jalan Menuju Tahta Juara

Ujung penantian itu pun akhirnya tiba. Setiap musim, saat-saat pertandingan Manchester Derby selalu menjadi pusat perhatian, entah itu di Old Trafford, ataupun di Etihad. Nah, pada kesempatan kali ini, pertandingan akan berlangsung di Old Trafford pada (10/12/2017). Dalam beberapa tahun terakhir, level signifikansi pada Manchester Derby dirasakan mengalami sedikit penurunan. Hal ini murni disebabkan karena ketidakmampuan kedua tim untuk menjadi penantang serius untuk merebut tahta juara Premier League. Dengan demikian, hasil dari pertandingan tersebut juga tidak memberikan pengaruh serius dalam perebutan gelar juara. Pertarungan sengit duo Manchester dalam perebutan posisi puncak sangat kentara pada periode akhir dekade pertama 2000, dan memuncak pada awal-awal dekade kedua tahun 2000. Sir Alex Ferguson pada masa itu berhasil mengembalikan dominasi Setan Merah dari tangan Chelsea yang kala itu dibesut Jose Mourinho, lalu kekuatan kapitalisme bergabung ke sisi Manchester biru,

Kompak Akhiri Paceklik, Lukaku dan Rashford Bawa Setan Merah Juara Grup Champions League

BOLAVIEZTA - Dua pemain depan Setan Merah kompak mengakhiri masa paceklik. Romelu Lukaku dan Marcus Rashford masing-masing mencetak gol dan membawa Setan Merah menjuarai grup A UEFA Champions League. Pertandingan terakhir di grup A UEFA Champions League berakhir manis untuk Manchester United. Dalam pertandingan ini menang dengan skor2-1 melawan CSKA Moskow. Manchester United mengejar ketertinggalannya dan mengakhiri pertandingan sebagai pemenang dan juara grup. Hal ini memang sudah diprediksikan sebelumnya. Membutuhkan hasil yang luar biasa buruk untuk menendang keluar Setan Merah dari kompetisi ini. Walaupun CSKA mampu unggul terlebih dahulu, namun sepanjang pertandingan terlohat bahwa tim besutan Mourinho ini akan keluar sebagai pemenang. Dengan satu mata menatap tajam pada pertandingan Manchester Derby pada Minggu (10/12/2017) nanti, Jose Mourinho terlihat percaya diri. Hal ini terlihat dari line up yang diturunkan pada pertandingan ini. Mou melakukan 6 pergantian pemain diban